21 oktober 2013 adalah akhir dari kontrak saya dan kontrak tidak di perpanjang tanpa alasan yang jelas. Setelah di telusuri ternyata yang akan menaiki tahta dan posisi it support adalah menantu dari pemilik rumah sakit tersebut dan mereka tega membuang orang lain dan menyakiti hati semua karyawan demi memasukkan keluarganya. Yah itulah Bangsa PDG (maaf bukannya rasis) tapi memang kenyataannya begitu. Semua yg berkaitan dengan PDG pasti menyebalkan. Terutama para pdg home industri sepatu dan tas.
1. Tiap mudik dan balik lagi kesini bawa keluarga dari gunung yg gayanya masih kampungan untuk dipekerjakan disini, (makin sumpek aja kota w)...
2. Pada ngutang ga mau bayar, kalo ketemu malah buron, dan bohongin orang terus.
3. Naro kendaraan sembarangan semau2nya, kadang malang bahkan sering ngalingin jalan keluar masuk rumah w padahal depan rumahnya masih lega. N w mo masuk garasi ato masuk rumah aja kudu nunggu mereka mindahin kendaraan mereka entah itu sepeda, motor, dan juga mobil yg parkir depan garasi w.
4. Tiap hari ngeberisikin tetangga, sampe tengah malem bahkan sampe pagi
5. Kalo keluar tengah malem gayanya udah kaya jagoan, borjuis dan parlente banget, tengil2, bahkan ke wartegh aja ada yang modelanan kaya artis kabupaten, dan ada jg yg telanjang cuma pake boxer doank.
Kembali lagi ke perusahaan tempat w kerja dulu itu di rumah sakit "dinda" rumah sakit yang obsesi maju tapi di dalemnya banyak orang2 ga mutu yg justru di pake ketimbang orang2 bermutu mereka ga mau pake karna pelit ga mau bayar mahal, sekalinya ada yang bermutu di ambil ilmunya dan di buang begitu aja tanpa alasan jelas. Rs dinda ini ada di jl. Galuh no.2 jàtiuwung tangerang. N jujur menurut w rs ini ga mutu banget. Pelayanannya manual dan lambat. Poko na not recommended lah. Apalagi manajemennya yang bisanya nusuk dari belakang.
Tapi w bersyukur setelah w dah ga kerja disana mereka kena batunya, komputer pada rusak, kena petir.
Salam hangat
0 komentar:
Post a Comment